preloader
Need Help?
Let's Talk
  • WhatsAPP
  • Email
  • Order form
chat-bubble Contact Us
arrow-top
Home Articles Tanaman refugia sebagai pengendali hama padi berbasis kearifan lokal

Tanaman Refugia sebagai Pengendali Hama Padi Berbasis Kearifan Lokal

26 December 2022
3 mins read

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang sering menyerang pada tanaman padi antara lain hawar daun bakteri, busuk batang, penyakit tungro, penyakit bercak daun, penyakit busuk pelepah daun, dan penyakit fusarium. Biasanya petani menggunakan pestisida sebagai pembasmi instant untuk OPT padi. Pestisida sangat berbahaya bagi kesehatan petani, masyarakat, dan mahluk hidup lainnya. Pemakaian pestisida secara terus menerus berdampak pada tingginya cost bagi petani karena dapat membunuh organisme yang bermanfaat sebagai musuh alami pada hama tanaman padi. Dampak negatif lain pada penggunaan pestisida adalah tanaman jadi rusak, pertumbuhan tanaman tidak normal, nutrisi makanan terkontaminasi dengan pestisida, predator musul alami berkurang, muncul spesies hama baru, perawatan tanaman tidak ekonomis, dan memburuknnya kondisi lingkungan akibat aplikasi bahan kimia sintetis yang tidak terkendali. Oleh karena itu, petani dianjurkan untuk memanfaatkan refugia sebagai solusi musuh alami untuk menekan populasi organisme pengganggu tanaman. Refugia adalah wadah untuk perlindungan bagi musuh alami dan predator yang bermanfaat bagi tanaman padi. Refugia dapat mendukung kegiatan konservasi sebagai pilihan dalam menjaga agroekosistem pada lahan pertanian.

Pada ekosistem lahan pertanian, keberadaan mikrohabitat buatan yang baik adalah pada pinggiran atau tanggul pada areal pertanian. Pengendalian hama dengan memanfaatkan tanaman refugia dapat mendorong stabilitas ekosistem sehingga populasi hama dapat ditekan dan berada dalam kesetimbangannya. Jenis tanaman pinggir yang dipilih harus mempunyai fungsi ganda yaitu, disamping sebagai penghalang masuknya hama ke pertanaman pokok (padi), juga sebagai tanaman refugia yang berfungsi untuk berlindung sementara dan penyedia tepung sari untuk makanan alternatif predator, jika mangsa utama populasinya rendah atau tidak ada di pertanaman pokok. Tanaman refugia memiliki ciri; tanaman memiliki bunga dan warna mencolok, regenerasi tanaman cepat dan berkelanjutan, benih mudah diperoleh, mudah ditanam, dan bisa ditanam secara tumpang sari dengan tanaman lain. Makanan yang didapatkan predator dari tumbuhan berbunga adalah madu dan nektar dari bunga serta serangga hama yang bersembunyi pada tumbuhan tersebut. Sebaiknya tanaman refugia ditanam sebelum tanaman utama agar dapat dimanfaatkan sebagai tempat berlindung dan berkembang biak bagi musuh alami dan serangga pollinator yang berperan dalam polinasi yaitu perantara penyerbukan tanaman. Penanaman refugia sejajar dengan sinar matahari sehingga tidak menutupi atau mengganggu penyerapan sinar matahari bagi tanaman utama. Penelitian Sakir dan Desinta (2018), menunjukan bahwa pemanfaatan refugia sebagai musuh alami OPT padi mampu meningkatkan produksi padi sebesar 15,1% dengan meningkatkan musuh alami dibandingkan hama di lahan padi.

Berdasarkan Tanaman yang berpotensi besar sebagai refugia adalah tanaman bunga matahari, tanaman kenikir dan tanaman bunga kertas (zinnia). Ketiga tanaman ini mempunyai bunga yang mencolok dan dan mempunyai warna yang diminati musuh alami. Beberapa jenis tanaman gulma juga bisa dijadikan refugia. Beberapa jenis laba-laba menjadikan rumput liar sebagai tempat perlindungan mereka. Semakin tersedianya refugia bagi tempat perlindungan dan pembiakan musuh-musuh alami, khususnya gulma-gulma berdaun lebar. Tanaman kacang panjang juga ternyata sangat cocok digunakan untuk usaha konservasi musuh alami. Tanaman kacang panjang ini bisa diambil manfaat secara langsung (kacang dan lembayung) dan secara tidak langsung (sebagai refugia). Selain gulma, tumbuhan liar yang berbunga disekitar lahan pertanian juga berpotensi menjadi refugia, yaitu antara lain jenis S’ynedrella nodiflora, Centella asiatica, Setaria, Borreria repens, dan Arachis pentoi. (Cybex Pertanian, 2019).

Sumber: Sakir, I. M., dan D. Desinta. 2018. Pemanfaatan refugia dalam meningkatkan produksi tanaman padi berbasis kearifan lokal. Jurnal Lahan Suboptimal 7(1): 97-105. Cybex Pertanian. 2019. Refugia sebagai tanaman pagar untuk pengendalian hama padi. <cybex.pertanian.go.id>. Diakses 26 Desember 2022.

Tags
padi
budidaya
terintegrasi
pertanian
berkelanjutan
tanaman
refugia
pengendali
hama
kearifan lokal
terpadu
SHARE THIS ARTICLE