preloader
Butuh bantuan?
Hubungi kami
  • WhatsAPP
  • Email
  • Form order
chat-bubble Hubungi Kami
arrow-top
Home Articles Pengomposan jerami hasil panen padi

Pengomposan Jerami Hasil Panen Padi

9 November 2022
5 mins read

Jerami adalah bagian tanaman padi setelah dibabat dengan arit setinggi 15-30 cm dari tanah sampai tangkai malai setelah gabahnya dirontokan. Jerami banyak digunakan oleh petani untuk menambah sumber unsur hara atau pupuk organik. Bahan organik yang dihasilkan oleh jerami berfungsi memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah. Bahan organik juga membantu tanah untuk menyangga pupuk anorganik sehingga efisiensi pemupukan anorganik menjadi bertambah. Tanah yang miskin bahan organik akan membuat pupuk anorganik cepat hilang melalui pencucian, fiksasi atau penguapan, dan terbawa aliran sehingga menyebabkan produktivitas menurun. Cara pembuatan kompos dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu (1) ditumpuk dan dibalikkan, dan (2) ditumpuk dengan ventilasi tanpa dibalikkan.

Tata cara pengomposan jerami dengan metode tumpukan dan pembalikan :

  1. Jerami segar atau kering yang dilembabkan (kandungan air ±60%) ditaruh dalam bendengan secara berlapis (tiap lapis ±30 cm), kemudian disiram larutan dekomposer.
  2. Tumpukan jerami dibuat berlapis hingga ketinggian 1-1,5 m.
  3. Jerami dalam bendengan ditutup rapat dengan terpal dan setiap minggu dilakukan pembalikan.
  4. Apabila terlalu kering,tumpukan jerami dibasahi dengan air.
  5. Pembuatan kompos dilakukan ditempat yang teduh.
  6. kompos biasanya matang dalam wakktu 3 minggu yang ditandai dengan temperatur konstan 40-50 derajat celcius, remah, dan warna coklat kehitaman.

Jumlah kompos jerami yang dapat dihasilkan dari satu ton jerami ±300 kg dengan kualitas C-organik > 12%, C/N rasio 15-25%, dan kadar air 40-50%.

Tata cara pengomposan jerami dengan metode ventilasi tanpa pembalikan:

  1. Jerami segar digiling hingga berukuran 1-3 cm.
  2. Hasil gilingan jerami ditumpuk dalam lapisan dengan tinggi 20 cm, lebar 1 m, dan panjang 1 m hingga membentuk tumpukan kompos dengan bentuk 1 x 1 x 1 m3 (panjang x lebar x tinggi).
  3. Untuk menghindari jatuhnya tumpukan maka dibuatkan pagar bambu berukuran 1 x 1 x 1 m.
  4. Sarang bambu ditempatkan di dasar tumpukan jerami kurang lebih 30 cm di atas permukaan tanah agar aerasi bisa terjadi dari bawah menuju ke atas tumpukan.
  5. Teknis aerasi lain dengan cara membuat lubang-lubang pada tumpukan jerami secara horizontal menggunakan bambu atau paralon yang diberi lubang-lubang keberbagai arah tumpukan jerami.
  6. Jerami ditumpuk secara longgar agar aerasi baik.
  7. Dekomposer ditambahkan secara merata di atas tumpukan pada setiap lapisan (masing-masing lapisan 20 cm).
  8. Kompos ditutup dengan terpal/plastik untuk mempertahankan kelembaban dan meminimalkan evaporasi maupun kehilangan amonia.
  9. Kompos akan meningkat panasnya dalam waktu 24-48 jam dan panas perlu dipertahankan pada suhu sekitar 50 derajat celcius atau lebih dan tidak dilakukan pembalikan.

Jumlah kompos jerami yang dapat dihasilkan dari satu ton jerami ±500 kg dengan kualitas C-organik > 12%, C/N rasio 15-25%, dan kadar air 40-50%.

Sumber: Abdulrachman, S., M. J. Mejaya, P. Sasmita, dan A. Guswara. 2013. Pengomposan Jerami. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Jakarta

Tags
padi
budidaya
terintegrasi
pertanian
berkelanjutan
kompos
jerami
pengelolaan
pupuk
teknik budidaya
budidaya padi
SHARE THIS ARTICLE