preloader
Butuh bantuan?
Hubungi kami
  • WhatsAPP
  • Email
  • Form order
chat-bubble Hubungi Kami
arrow-top
Home Articles Pemanfaatan burung hantu sebagai predator alami tikus sawah

Pemanfaatan Burung Hantu (Tyto Alba) Sebagai Predator Alami Tikus Sawah (Rattus argentiventer)

6 December 2022
1 mins read

Tikus merupakan hama yang sering menyerang tanaman padi. Serangan tikus pada persawahan dapat menimbulkan kerusakan fatal hingga mengakibatkan gagal panen. Pengendalian OPT pada kegiatan usaha tani merupakan hal penting. Salah satu pengendalian OPT yang dapat digunakan adalah pengendalian hayati. Pengendalian OPT ini memanfaatkan musuh alami hama tanaman. Burung hantu merupakan salah satu musuh alami dari tikus sawah. Burung hantu pemangsa dalam suatu ekosistem sangat penting karena posisinya sebagai pemangsa puncak dalam piramida atau rantai makanan. Tyto alba mampu memangsa 2-5 ekor tikus setiap harinya. Jika tikus sulit didapatkan, tak jarang burung ini menjelajah kawasan berburunya hingga 12 km dari sarangnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pusparini dan Suratha (2018), keunggulan tyto alba yaitu memiliki pendengaran sangat tajam dan mampu mendengar suara tikus dari jarak 500 meter, kemampuannya untuk mendeteksi mangsa dari jarak jauh dan kemampuannya menyergap dengan cepat tanpa suara serta sifatnya sebagai hewan nocturnal membuatnya menjadi predator ideal untuk tikus. Namun, typo alba juga memiliki beberapa kelemahan. Dalam penelitian Fadilla et al. (2022), efektivitas tyto alba menjadi pengendali hayati hama tikus akan menurun apabila terdapat pemukiman warga di dekatnya. Pemukiman warga memberikan makanan alternatif untuk tyto alba, misal anak ayam atau anak unggas lainnya. Tyto alba bisa memangsa hewan lain seperti kelinci, ayam, burung, reptil, dan sejenisnya. Oleh sebab itu penempatan sarang tyto alba lebih baik di tengah-tengah hamparan sawah dan tertutup oleh tegakan sehingga sedikit terlindungi dari predator telur tyto alba. Faktor lain yang dapat menurunkan efektivitas tyto alba sebagai pengendali hayati adalah penggunaan bahan kimia di sekitar sarang tyto alba. Ada kemungkinan burung hantu memangsa tikus yang sudah terkena racun sehingga mengganggu perkembangan tyto alba. Hal lain yang harus diperhatikan adalah penempatan sarang yang sebaiknya di ketinggian 4 meter untuk mencegah anakan dan telur tyto alba dari serangan hewan pemangsa.

Sumber: Pusparini, M. D., dan I Ketut Suratha. 2018. Efektivitas pengendalian hama tikus pada tanaman pertanian dengan pemanfaatan burung hantu di Desa Wringinrejo Kecamatan Gambiran Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha 6(2): 54-63. Failla, B., S. F. Lizmah, M. Afrillah, dan N. C. Ritonga. 2022. Potensi pemanfaatan burung hantu tyto alba sebagai predator alami dalam pengendalian hama tikus pada tanaman kelapa sawit di Divisi II PT. Socfindo Seunagan. Jurnal Ilmiah Pertanian 18(2): 80-86.

Tags
padi
budidaya
hama
tikus
burung
hantu
pertanian
berkelanjutan
musuh alami
control
proteksi
agen hayati
SHARE THIS ARTICLE